Headlines News :

Latest Post

Home » » Kuliner Jakarta : Sate Maranggi

Kuliner Jakarta : Sate Maranggi

Posted by Blogger on Selasa, 17 April 2012 | 21.18


Ada yang bilang kalau sate maranggi itu asli Purwakarta. Satai dari daging sapi atau kambing ini ternyata punya racikan yang agak berbeda di Jakarta, Purwakarta dan Cianjur. Dimakan hangat-hangat dengan cocolan kecap manis dan irisan tomat plus cabai rawit. Hmm...benar-benar nyoss!!!

Seingat saya perkenalan pertama saya dengan sate maranggi terjadi di Cikopo dekat tol Cikampek. Yang saya ingat sate maranggi berupa daging sapi atau kambing yang diberi bumbu agak manis. Dimakan hangat-hangat dengan lontong atau nasi dan cocolan kecap manis, sedikit bumbu kacang dan irisan bawang merah plus cabai rawit. Terus terang saya jatuh hati dengan rasa daging yang empuk dan bumbu yang rada manis itu. Perkenalan kedua dengan sate ini waktu dalam perjalanan Puncak, saya lupa-lupa ingat lokasi persisnya tetapi sate maranggi disajikan dalam potongan yang lebih kecil.

Buat melepas rindu saya sengaja menyambangi Sate Maranggi Ibu Yayah yang terletak di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Selain untuk makan siang, saya juga ingin membandingkan rasa sate maranggi Purwakarta yang ada di Blok M dan yang ada di Cianjur. Dalam daftar menu, hidangan yang ditawarkan ternyata tak hanya sate maranggi ayam, sapi atau kambing. Ayam goreng, sop iga sapi, beragam pepes dan juga oseng daun papaya. Satai yang dipanggang di sisi kiri, depan garasi rumah bu Yayah ini menebarkan aroma wangi menggelitik hidung.

Ibu Yayah sendiri rupanya mengklaim sate miliknya ini asli Plered, Purwakarta. Satai buatan bu Yayah ini potongan dagingnya lebih besar, 3 potong tiap tusuknya. Saat mengunyah satai sapi yang hangat, terasa aroma bawang putih, ketumbar, merica dan semburat rasa manis dari gula merah. Tak terlalu kuat manisnya sehingga tak berlebihan jika dicocol dengan keap manis. Irisan tomat, bawang merah dan cabai rawit memberi kesegaran di sela-sela rasa manis. Saat menggigit sate maranggi daging kambing, saya benar-benar salut dengan bu Yayah, daging kambingnya empuk, lembut, nyaris 'tanpa perlawanan' saat dikunyah. Benar-benar top! Tanpa BB kambing apalagi jejak lemak berlebihan.

Saya langsung teringat sate maranggi yang minggu lalu saya cicipi di Wata Kitchen, Pasaraya. Sate maranggi yang berlabel Purwakarta itu dibalut parutan kelapa sehingga daging sapinya nyaris tak terlihat. Harum gurih kelapa bercampur irisan daging sapi memberikan sensasi yang berbeda di lidah. Cocolannya berupa kecap manis yang diberi irisan cabai rait merah, dan sambal. Buat saya sate maranggi versi ini unik karena ada aroma wangi kelapa yang agak gosong tetapi terlalu rich, rasa gurihnya agak berlebihan.

Nah, kalau sate maranggi yang dijual di Jl. K H Hasyim Ashari, Cianjur sedikit berbeda. Satai disjaikan di atas piring beralas daun pisang. Potongan dagingnya lebih kecil dan rapat. Sedangkan pelengkapnya berupa saus oncom dengan irisan cabai merah. Tekstur dagingya agak alot dengan rasa ketumbar yang lebih menonjol sehingga mirip dendeng sapi. Suas oncomnya sedikit pedas, sehingga saat dimakan dengan satainya teras paduan gurih manis dengan aroma oncom yang sangat khas ini disajikan dengan alas daun pisang. Satai ini bisa dinikmati di kios pinggir jalan, berhadapan langsung dengan panggangan sate dan penjualnya. Sate maranggi seharga Rp. 12.000 per porsi ini bisa dinikmati malam hari sambil merasakan tiupan sejuk angin Cianjur.

Diantara ketiganya, rasanya sate maranggi Ibu Yayah ini terasa lebih cocok buat lidah saya. Saya dan teman-teman pun setuju bahwa sate maranggi kambinglah yang paling uenakk! Eitsss... bahkan saking terpesona pada sate maranggi Ibu Yayah ini, kami pun hampir melupakan oseng daun pepaya masih belum tersentuh. Sebetulnya saya kurang menyukai hidangan oseng daun pepaya, karena pengalaman memakan daun pepaya yang rasanya pahit. Ternyata sekali lagi saya dibuat terkejut oleh hidangan racikan Ibu Yayah, rasa pahit daun pepaya benar-benar tak terasa pada tumisan ini. Oseng daun pepaya ini diberi campuran teri nasi dan irisan cabe rawit. Dalam hitungan menit, semangkuk oseng daun pepaypun licin tandas!


Satai Maranggi Ibu Yayah
Asli Plered - Purwakarta
Jl. Laboratorium No.3 Komp. PLN Duren Tiga
Jakarta Selatan
Telp: 021-794 44 104

Sate Maranggi Wata Kitchen
Food court Pasaraya Blok M
Jl. Iskandarsyah II No.2, Jakarta Selatan

Sate Maranggi Cianjur
Sepanjang Jl. K.H Hasyimashari, Cianjur
0 Comments
Responds

0 comments:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Informasi Kuliner dan Resep Masakan - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger